Termodinamika merupakan ilmu
yang mempelajari perubahan energi, perubahan temperatur dan keterkaitan antara
kerja dan kalor. Hal ini dimulai pada abad ke-19 ditandai dengan adanya usaha
yang dilakukan para insinyur dalam usahanya untuk meningkatkan efisiensi dari
mesin uap, prinsip kerja dan kalor ini
menjadi dasar teori dari sifat makroskopik benda pada sistem kesetimbangan.
Dari
kata tersebut mencerminkan apa yang terjadi -- "thermo", berarti
temperatur, gambaran dari energi, dan "dynamics", berarti kekuatan
atau gaya yang berubah seiring waktu
Kerja.
Basic Thermodynamics Oleh P.B. Nagaraj
Energi didefinisikan sebagai kapasitas dalam
melakukan kerja. Ketika energi ditambahkan atau di keluarkan dari sistem, maka
sifat termodinamikanya akan mengalami perubahan. Energi berpindah dari atau menuju
sistem maksudnya adalah bahwa energi dapat berbentuk sebagai kerja, energi
listrik dan kalor. Gaya potensial atau gaya gerak menyebabkan perpindahan
energi dari atau menuju sistem. Konsep potensial dapat merujuk kepada sifat
mekanik, listrik dan termal.
Energi
dari sistem tertutup dapat berubah dengan dua mekanisme, (i) interaksi kerja,
(ii) interaksi kalor.
Definisi
kerja
Dalam
mekanika, kerja didefinisikan sebagai gaya F dalam perpindahan S dan
perpindahan tersebut terjadi sesuai dengan gaya yang terjadi
Persamaan
tersebut dapat digunakan untuk menghitung kerja yang dibutuhkan untuk menaikkan
massa, meregangkan kawat, atau untuk memindahkan partikel bermuatan melalui
medan magnet.
Jika
sistem memiliki gaya pada batas sistem yang kemudian dipindahkan melewati jarak
tertentu, maka terjadi kerja yang dilakukan oleh sistem.
Dalam
termodinamika, kerja didefinisikan sebagai banyaknya perpindahan energi
diantara sistem dan lingkungan tanpa adanya transfer massa. Kerja dapat
dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya jika efek eksternal dapat
menaikkan massa.
Contoh
1
Kita
pertimbangkan sistem yang yang mencangkup baterai dan dinamo seperti gambar
2.1. dinamo menggerakkan kipas yang menggambarkan efek dari perpindahan kerja
dari sistem untuk menggerakkan kipas.
dalam
rangka mendefinisikan kerja secara penuh, misalkan kipas diganti dengan suatu
katrol dengan beban/massa seperti pada Gambar 2.1. pada sistem tersebut, kipas
tidak berputar tetapi pergerakan dinamo akan menarik beban dan bahwa satu-satunya
efek adalah tertariknya beban oleh dinamo. pada sistem yang ditunjukkan oleh
gambar, efek eksternal satu-satunya ke sistem dapat dikurangi untuk menarik
beban dan dengan demikian, kerja dipindahkan dari sistem
Contoh 2
mempertimbangkan
ekspansi gas, di dalam silinder. selama ekspansi gas dalam silinder, kerja
dilakukan oleh gas pada piston dan beban dapat diangkat melalui tali yang
berhubungan. sehingga kerja akan dilakukan oleh gas dan efek tunggal di luar
sistem dapat menarik beban.
pada saat energi melintasi batas sistem, energi tersebut akan hilang dan menjadi bagian dari kandungan energi dari sistem atau lingkungan. kerja adalah fenomena sementara dan sistem tidak pernah memiliki kuantitas kerja tertentu pada keadaan tertentu yaitu kuantitas kerja tidak termasuk sifat termodinamika. interaksi kerja hanya mungkin ketika terjadi perubahan keadaan.
pada saat energi melintasi batas sistem, energi tersebut akan hilang dan menjadi bagian dari kandungan energi dari sistem atau lingkungan. kerja adalah fenomena sementara dan sistem tidak pernah memiliki kuantitas kerja tertentu pada keadaan tertentu yaitu kuantitas kerja tidak termasuk sifat termodinamika. interaksi kerja hanya mungkin ketika terjadi perubahan keadaan.
Konvensi tanda untuk
kerja
Kerja yang dilakukan dari
sistem ke lingkungan bernilai positif. Sedangkan kerja yang dilakukan dari
lingkungan ke sistem bernilai negatif
+w : kerja dilakukan
dari sistem
-w : kerja dilakukan ke
dalam sistem
Saat lingkungan
melakukan kerja bernilai positif, sistem melakukan kerja bernilai negatif
dengan jumlah yang sama dan sebaliknya.
Untuk semua proses
berlaku :
Pada suatu mesin, kerja
dianggap bernilai negatif untuk kompresi, seperti piston mengkompresi muatan.
beberapa kerja dilakukan terhadap sistem. Sama halnya dengan kerja dianggap bernilai
positif untuk ekspansi dan mesin memberikan daya. kerja dilakukan oleh sistem
untuk menghasilkan daya.
Perpindahan kerja P.dV
dalam proses quasi-statis
Kita asumsikan bahwa gas
di dalam silinder adalah sistem.
Dengan P1 dan V1
merupakan tekanan dan volume awal dari sistem. P2 dan V2 merupakan tekanan dan
volume akhir dari sistem.
Koordinat P1,V1;
menggambarkan sistem berada dalam kesetimbangan termodinamik pada keadaan 1. Gas
di dalam silinder menghasilkan tekanan pada piston yang merupakan batas yang
dapat bergerak dari sistem. Piston bergerak dan mencapai keadaan setimbang yang
baru, yaitu keadaan 2.
Dengan menganggap ‘P’
adalah tekanan dan ‘V’ adalah volume pada semua posisi pergerakan piston, titik
tengah dari posisi juga merupakan keadaan setimbang.
Ketika piston bergerak
melalui jarak yang kecil ‘dx’ dan ‘a’ adalah area dari piston, gaya ‘F’ yang
berlakku untuk piston adalah F=P.a. banyaknya kerja yang dilakukan sistem
adalah
(adx=dV=perpindahan volume yang kecil)
Untuk proses quasi
statis 1-2 pada gambar, posisi piston berpindah dari posisi 1 ke posisi 2 dan
volumenya meningkat dari V1 menjadi V2. Jumlah kerja yang dilakukan oleh sistem
adalah
1W2
atau
Demikian halnya dengan
proses 2-1, dapat dituliskan
2W1
atau
Dimana 2-1 adalah
proses quasi statis dengan sifat kekentalan, gravitasional dan efek magnetik di
abaikan.
Area di bawah garis 1-2
pada diagram P-V menghasilkan jarak dari kerja yang dilakukan oleh sistem.
Integral
dapat digunakan hanya untuk proses quasi
statis.
Kerja alir
Kerja alir serupa dengan
perpindahan kerja. Banyaknya kerja yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu
fluida ke dalam atau ke luar dari sistem dikenal sebagai kerja alir. Pada
sistem terbuka, kerja alir menggambarkan perpindahan energi melalui batas dari
sistem. Suatu blower, pompa atau kompresor digunakan untuk melewatkan fluida
melewati kontrol volume.
Dengan menganggap bahwa
kerja dilakukan oleh piston pada elemen fluida dalam aliran fluida. kerja yang
dilakukan oleh piston akibat tekanan luar sehingga piston dapat bergerak adalah
Dengan P adalah tekanan
fluida pada piston. dV adalah volume fluida yang memasuki sistem.
Pada area internal
(1)-(1) dapat dituliskan sebagai
Sama halnya dengan
fluida yang keluar dari sistem pada area (2)-(2)
Ͼ pada per satuan massa,
kerja alir, dW=P.V
untuk
kerja akhir yang tak terbatas
MechanicalWork
The quantitative measurement of work was introduced by Carnot,
who defined an amount of work done on an object as the height it is lifted
times its weight. This definition was extended by Coriolis, who provided the presently
used definition of work: The amount of work done on an object equals the force exerted on
it times the distance it is moved in the direction of the force. If a force Fz
is exerted on an object in the z
direction, the work done on the object in an
infinitesimal displacement dz in the
z direction is
where
dw is the quantity of
work. The SI unit of force is the newton (N _ kgms−2), and the SI unit of work is the joule (J _ kgm2 s−2 _ Nm), If the force and
the displacement are not in the same direction, they must be treated as
vectors.Avector is a quantity that has both magnitude and direction. Vectors
are discussed briefly in Appendix B.We denote vectors by
boldface letters and denote the magnitude of a vector by the symbol for the vector between
vertical bars or by the letter in plain type. The amount of work dw
can be written as the scalar product of the two vectors F and dr where F
is the force exerted on the object and dr is its displacement:
where α denotes the angle between the vector F and the vector dr. The scalar product of the vectors F and dr, denoted by F · dr, is defined by the
second equality in Eq. (2.1-2), which contains the magnitudes of the vectors. The
product |dr| cos(α) is the component of the displacement in the direction of the force,
as shown in Figure 2.1. Only the component of the displacement in the direction of the
force is effective in determining the amount of work. There is no work done if the
object does not move or if the force and the displacement are perpendicular to each
other. For example, if the earth’s orbit around the sun were
exactly circular, the sun would do no work on the earth.
The
formula in Eq. (2.1-2) can be written in terms of Cartesian components as
For a finite
process we can divide the displacement into small steps such that the force is nearly constant in each step. This
division is shown schematically in Figure 2.2. The
work done on the object in the entire process is obtained by adding the work done in all of the steps. In the limit that
the sizes of the steps approach zero the sum becomes
an integral. If the displacement and force are both in the z direction
this integral is
where we
denote an amount of work done in a finite process by w.
In order to calculate w for
an actual process, we must know how Fz depends
on z.
(mortimer
page 40-41)
Reversible
processes. The paths followed in the PV diagrams of Fig. 1.8 belong to a
special class, of great importance in
thermodynamic arguments. They are called reversible paths. A reversible path is
one connecting intermediate states all of which are equilibrium states. A
process carried out along such an equilibrium path will be called a reversible
process.
In
order, for example, to expand a gas reversibly, the pressure on the piston must
be released so slowly, in the limit infinitely slowly, that at every instant
the pressure everywhere within the gas volume is exactly the same and is just
equal to the opposing pressure on the piston. Only in this case can the state
of the gas- be represented by the variables of state, P and V
Geometrically
speaking the state is represented by a point in the PV plane. The line joining
such points is a line joining points of equilibrium. Consider the situation if
the piston were drawn back suddenly. Gas would rush in to fill the space,
pressure differences would be set up throughout the gas volume, and even a
condition of turbulence might ensue. The state of the gas under such conditions
could no longer be represented by the two variables, P and V. Indeed a
tremendous number of variables would be required, corresponding to the many
different pressures at different points throughout the gas volume. Such a rapid
expansion is a typical irreversible process; the intermediate states are no
longer equilibrium states.
It
will be recognized immediately that reversible processes are never realizable
in actuality since they must be carried out infinitely slowly. All naturally
occurring processes are therefore irreversible. The reversible path is the
limiting path that is reached as we carry out an irreversible process under
conditions that approach more and more closely to equilibrium conditions. We
can define a reversible path exactly and calculate the work done
in
moving along it, even though we can never carry out an actual change reversibly.
It will be seen later that the conditions for reversibility can be closely
approximated in certain experiments.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar