Sabtu, 22 Juni 2024

penelitian media pembelajaran

Pengembangan Aplikasi Our Chemistry sebagai Media Pembelajaran Kimia Kontekstual Berbasis Android pada Materi Larutan Penyangga

 Mufadilah Hermansyah (mufadilah.hermansyah16@mhs.uinjkt.ac.id)

Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran kimia kontekstual berbasis android pada materi larutan penyangga. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan model pengembangan 4-D Thiagarajan, yang meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (dissemination). Hasil dari tahap define adalah isi materi yang akan dimuat dalam aplikasi. Kemudian purwarupa dari media dihasilkan pada tahap design. Data yang diperoleh pada tahap develop dianalisis secara deskriptif. Hasil uji validitas media pada konten materi dan konstruksi media, aplikasi mendapatkan skor rerata masing-masing 3,68 dan 4,56 dengan kategori masing-masing layak dan sangat layak untuk diujicobakan. Hasil uji coba terbatas mendapatkan tanggapan yang positif dari guru dan peserta didik dengan skor rerata keseluruhan masing-masing sebesar 4,71 dan 4,31 dengan kategori akseptansi sangat tinggi.

 

PENDAHULUAN

Teknologi yang semakin berkembang memberikan berbagai kemudahan untuk mengembangkan dan membuat terobosan baru. Salah satu yang kini sedang berkembang pesat ialah teknologi informasi dan komunikasi (TIK). TIK merupakan suatu teknologi yang membantu dalam pengolahan data sehingga menghasilkan informasi yang berkualitas, baik itu untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan umum (Cholik, 2021, p. 39).

Perkembangan TIK dalam bidang pendidikan secara global sangat pesat. Dengan adanya internet, siapa pun dapat mengakses ilmu pengetahuan dari mana pun tanpa batasan geografis. Dalam lingkup nasional, perkembangan TIK pada bidang pendidikan pun berkembang pesat. Dimulai dari data peserta didik yang harus disimpan melalui situs web sampai saat ini yaitu adanya e-rapor. Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat ini, kemungkinan isi tas peserta didik juga akan beralih dari membawa buku menjadi notebook atau tablet dengan akses internet, jam tangan pintar, dan smartphone (Huda, 2020, pp. 121-123).

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan juga mempunyai dampak yang positif. Peranan TIK dalam pendidikan, yaitu dapat sebagai infrastruktur pembelajaran, sumber bahan ajar, alat bantu dan fasilitas pembelajaran, sebagai sumber informasi penelitian, dan media belajar. Kini sumber bahan ajar tidak hanya bisa didapat dari buku saja, TIK juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan ajar yang mengikuti perkembangan zaman. Banyaknya situs web, blog, dan aplikasi yang kini banyak tersedia di internet membuat siapa pun dapat belajar secara daring, mengakses sumber-sumber belajar dengan mudah (Cholik, 2021, p. 41).

Media pembelajaran yang sangat digemari oleh generasi saat ini merupakan media berbasis android. Hal ini dikarenakan pada zaman modern ini, smartphone yang menggunakan sistem operasi android merupakan hal yang sudah wajib digunakan dalam berbagai hal, salah satunya adalah ketika proses pembelajaran (Sardi & Anistyasari, 2020, p. 391).

Menurut Sardi dan Anistyasari (2020, p. 390), android sebagai media pembelajaran yang menarik dan interaktif menjadikan guru terbantu ketika memberikan pemahaman kepada peserta didik. Selain itu, media pembelajaran yang menarik dan interaktif juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar. Media pembelajaran berbasis android juga memiliki fungsi praktis dan efektif dalam pembelajaran yang lebih interaktif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran kimia kontekstual berbasis android pada materi larutan penyangga.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 sampai dengan bulan Oktober 2022. Validasi dalam penelitian ini dilakukan oleh ahli materi dan media serta uji coba terbatas oleh guru dan peserta didik Madrasah Aliyah Madrasah Pembangunan. Metode yang digunakan ialah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Model pengembangan yang digunakan adalah Model 4D Thiagarajan. Model ini terdiri dari 4 tahap utama, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Teknik pengumpulan data berupa validasi dan penyebaran angket. Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner dalam proses analisis ujung depan, analisis peserta didik, dan uji coba terbatas terhadap media yang dikembangkan.

Populasi dalam penelitian ini melibatkan siswa Madrasah Aliyah Madrasah Pembangunan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan total sampel sebanyak 30 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah Instrumen Penilaian Multimedia Pembelajaran. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata (mean).

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis. Analisis dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang akan diperbaiki dan mengetahui kelayakan media. Skala yang digunakan pada instrumen validasi dan uji terbatas menggunakan pedoman skor penilaian sesuai dengan petunjuk yang terdapat dalam Instrumen Penilaian Multimedia Pembelajaran (Sriadhi, 2019, p. 2). Berikut kriteria penskoran yang digunakan:

Selanjutnya skor jawaban dari setiap item butir instrumen pada setiap aspek ditabulasikan. Skor rerata jawaban pada setiap aspek dihitung dengan rumus berikut (Sriadhi, 2019, hal. 4):

Keterangan:  x = skor rerata; X = skor setiap butir ;  n = jumlah butir setiap aspek

Kemudian untuk menilai kelayakan materi dan multimedia secara keseluruhan dilakukan dengan cara yang sama dengan melibatkan semua skor item pada semua aspek penilaian dengan rumus:

Keterangan:  Xt = skor rerata keseluruhan aspek;  Xi = skor keseluruhan aspek; N = jumlah butir keseluruhan aspek

Setelah didapat skor rerata keseluruhan aspek, maka dapat diinterpretasikan dengan tabel Interpretasi berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran kimia kontekstual berbasis android pada materi larutan penyangga. Penelitian ini dilakukan dengan orientasi pada pengembangan produk media pembelajaran berupa aplikasi android dengan langkah-langkah model pengembangan 4-D. Proses pengembangan model ini meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (dissemination) (Thiagarajan, Semmel, & Semmel, 1974, p. 5).

Pendefinisian (define)

Tahap ini dilakukan penetapan dan pendefinisian syarat-syarat pembelajaran. Langkah awal pada tahap ini adalah analisis ujung depan dan analisis peserta didik. Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran kimia, sedangkan analisis peserta didik bertujuan untuk menelaah kebutuhan peserta didik sebagai gambaran untuk mendesain media pembelajaran. Hasil kedua analisis tersebut digunakan sebagai informasi pendukung dalam mengembangkan aplikasi android agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Berdasarkan hasil analisis ujung depan dan analisis peserta didik, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi android sebagai media pembelajaran

kimia kontekstual pada materi larutan penyangga. Penggunaan media pembelajaran ini diharapkan mampu membantu peserta didik dalam memahami materi larutan penyangga dengan baik.

Langkah selanjutnya adalah analisis tugas. Tahap ini dilakukan dengan menganalisis Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan materi pokok sehingga indikator pembelajaran dapat dirumuskan. Adanya ketiga hal tersebut membuat peserta didik dapat memastikan cakupan tugas yang menyeluruh dalam pembelajaran kimia pada materi “Larutan Penyangga”. Materi pokok larutan penyangga tercakup pada kompetensi dasar 3.12, yakni peserta didik mampu menjelaskan prinsip kerja, perhitungan pH, dan peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.

Langkah berikutnya ialah analisis konsep. Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep utama pada materi yang akan dibahas. Konsep utama yang akan dibahas adalah materi larutan penyangga. Adapun konsep-konsep yang teridentifikasi antara lain teori larutan penyangga, menghitung pH larutan penyangga, prinsip kerja larutan penyangga, larutan penyangga asam poliprotik, dan pembuatan larutan penyangga dengan pH tertentu. Konsep materi yang dimuat dalam aplikasi disesuaikan agar dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, atau dikenal dengan konsep pembelajaran kontekstual. Penerapan konsep pembelajaran kontekstual yang termuat dalam aplikasi adalah dengan menyajikan contoh penerapannya dalam tubuh, seperti peran penyangga karbonat dalam darah dan penyangga fosfat pada sel dalam tubuh. Penerapan larutan penyangga juga terdapat dalam makanan kaleng, seperti pemanfaatan penyangga sitrat (Stephanie, Slamet, & Purwanto, 2011, pp. 1-2).

Analisis tujuan pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil dari analisis tugas yang di dalamnya terdapat uraian indikator berdasarkan KI dan KD yang sebelumnya telah dianalisis, kemudian diurai menjadi beberapa tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Analisis ini dijadikan dasar untuk mengonstruksi media pembelajaran yang dikembangkan (Jannah, Rahadian, & Afkar, 2017, p. 2).

Perancangan (design)

Pada tahap ini dihasilkan rancangan media pembelajaran larutan penyangga kontekstual berbasis android. Media ini dirancang berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Media pembelajaran ini juga bertujuan untuk menimbulkan motivasi dan ketertarikan peserta didik untuk belajar kimia serta memberikan rasa praktis karena dapat dibawa ke mana pun.

Langkah pertama dalam tahap ini adalah perumusan tes. Tes dilakukan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah dipelajari. Rumusan strategi penilaian dibuat berdasarkan indikator pembelajaran pada materi larutan penyangga. Tes pada media pembelajaran disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan terdapat pada menu utama.

Langkah selanjutnya menentukan batasan perangkat. Sistem operasi untuk menjalankan aplikasi ini adalah android dengan versi minimum 5.0 atau yang dikenal sebagai android Lollipop. Penentuan versi minimum ini ditentukan berdasarkan fitur yang didukung dan jangkauan pengguna. Dilansir dari artikel yang ditulis oleh Brian (2014) pada situs web Endgadget, Google meluncurkan fitur baru yang bernama “Material Design”. Fitur ini akan memanfaatkan ruang yang tersedia dengan lebih baik dan menghadirkan pengalaman pengguna yang konsisten baik dilihat di ponsel, tablet, maupun desktop.

Langkah berikutnya ialah mempersiapkan assets berupa ikon, gambar, animasi dan video. Ikon-ikon yang diterapkan dalam aplikasi media pembelajaran diunduh dari situs web http://garudapixel.com dan https://www.flaticon.com/. Kemudian sumber gambar dan animasi diperoleh dari beberapa situs web. Video pembelajaran yang ditayangkan di dalam aplikasi media pembelajaran diperoleh dari Youtube dengan mekanisme embedded video sehingga tidak melanggar hak cipta.

Langkah terakhir ialah desain awal. Langkah ini adalah penggabungan dari semua semua langkah-langkah yang telah dilakukan oleh peneliti. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada langkah ini adalah membuat produk awal (purwarupa) aplikasi android. Pembuatan purwarupa dilakukan melalui dua langkah pemrograman, yaitu pembuatan tampilan media dan penyusunan logika kode.

Pengembangan (develop)

Aplikasi media pembelajaran yang telah selesai dikembangkan akan melalui uji validasi oleh validator. Penilaian aplikasi ini dilakukan oleh 5 orang validator. Data validasi media pembelajaran diperoleh dari penilaian 2 orang ahli media dan 3 orang ahli materi. Berikut ini hasil dari validasi.

Proses validasi berlangsung sebanyak satu kali. Hasil validasi materi terhadap aplikasi android dapat dilihat pada Tabel 3 mengenai hasil penilaian validitas domain konten/materi. Sesuai dengan instrumen validasi materi yang dikembangkan oleh Sriadhi (2019, pp. 2-3), terdapat tiga aspek yang dinilai. Ketiga aspek tersebut yakni panduan dan informasi, konten/materi media, dan evaluasi. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, materi larutan penyangga pada aplikasi Our Chemistry mendapatkan skor rerata sebesar 3,68 dengan kategori “Layak” untuk dimuat dalam aplikasi.

Validasi berikutnya adalah konstruksi media. Hasil validasi konstruksi media aplikasi Our Chemistry dapat dilihat pada Tabel 4. Terdapat 3 aspek yang dinilai oleh validator ahli media, meliputi aspek panduan dan informasi, aspek kinerja program, dan aspek sistematika, estetika serta prinsip reka bentuk. Skor rata-rata dari ketiga aspek yang dinilai oleh ahli media yaitu sebesar 4,56 dengan kategori “Sangat Layak” untuk diujicobakan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harianto, Suryati, & Khery (2017, p. 44) dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android untuk Penumbuhan Literasi Sains Peserta didik pada Materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia mendapatkan skor 80% dengan kualifikasi “Sangat Layak” untuk digunakan pada uji coba skala luas atau sebagai media dalam proses pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan hasil skor rerata dari kedua proses penilaian, maka peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran yang telah dikembangkan layak untuk diujicobakan dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Sholihah, Yektyastusi, Prasetyo, Sugiyarto, & Ikhsan (2015, p. 461) yang mendapatkan penilaian validator rata-rata sebesar 4,57 dengan kategori sangat baik, media yang dikembangkan telah layak digunakan dalam pembelajaran.

Langkah berikutnya setelah melakukan validasi materi dan media adalah uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan di Madrasah Aliyah Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Responden pada uji coba ini ialah 1 orang guru mata pelajaran kimia dan 30 orang peserta didik kelas XI IPA. Jumlah aspek dalam uji coba ini adalah 5, yaitu aspek panduan dan informasi, aspek materi media, aspek evaluasi, aspek desain dan fasilitas media, dan aspek terakhir adalah efek pedagogi. Baik guru maupun peserta didik mendapatkan instrumen yang sama, yakni instrumen penilaian akseptansi yang dikembangkan oleh Sriadhi (2019, pp. 10-11). Berikut ini data yang diperoleh dari hasil penilaian responden.

Setelah melalui proses pengolahan dan analisis data, skor rata-rata dari kelima aspek yang dinilai oleh guru yaitu sebesar 4,71 dengan kategori “Sangat Tinggi” dan oleh peserta didik sebesar 4.31 dengan kategori “Sangat Tinggi”. Hasil skor tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis android dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran kimia. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwiningsih, Sukarmin, Muchlis, & Rahma (2018, p. 172) dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Menggunakan Media Laboratorium Virtual Berdasarkan Paradigma Pembelajaran di Era Global” mendapatkan skor 93,33%. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, media pembelajaran berbasis laboratorium virtual tergolong sangat praktis jika diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil validasi dan uji coba media pembelajaran kimia berbasis android pada materi larutan penyangga yang telah dikembangkan dapat dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Dengan begitu, diharapkan aplikasi ini dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran kimia.

Penyebaran (dissemination)

Tahap terakhir dalam model pengembangan 4-D adalah penyebaran (dissemination). Menurut Thiagarajan (1974, p. 9), tahap ini dibagi menjadi tiga langkah, yaitu tes validasi, pengemasan, serta difusi dan adopsi. Akan tetapi pada tahap penyebaran ini disederhanakan dengan sosialisasi terbatas. Hal ini disebabkan karena penelitian ini mengalami keterbatasan waktu dan biaya, sehingga tidak dimungkinkan untuk melaksanakan tahap ini secara ideal. Hal ini pun telah dilakukan oleh Jannah, Rahadian, & Afkar (2017, p. 2) yang membatasi tahap ini dengan sosialisasi media pembelajaran melalui pendistribusian dalam jumlah terbatas kepada guru.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi Our Chemistry sebagai media pembelajaran kimia kontekstual berbasis android pada materi larutan penyangga dapat dikembangkan dengan model pengembangan 4D Thiagarajan. Adapun saran untuk penelitian

selanjutnya ialah hendaknya tahap penyebaran (dissemination) dilaksanakan secara ideal sesuai dengan langkah-langkah pengembangan 4-D yang dijabarkan oleh Thiagarajan. Selain itu, hendaknya pada dilakukan penelitian lanjutan untuk mengevaluasi produk aplikasi android yang telah dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Brian, M. (2014, Juni 25). Google's new 'Material Design' UI coming to Android, Chrome OS and the web. Retrieved from Endgadget: https://www.engadget.com/2014-06-25-googles-new-design-language-is-called-material-design.html

Cholik, C. A. (2021). Perkembangan Teknologi Informasi Komunikasi / ICT dalam Berbagai Bidang. Jurnal Fakultas Teknik UNISA Kuningan, II(2), 39-46.

Dwiningsih, K., Sukarmin, Muchlis, & Rahma, P. T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Menggunakan Media Laboratorium Virtual Berdasarkan Paradigma Pembelajaran di Era Global. Jurnal Teknologi Pendidikan, VI(2), 156-176. doi:http://dx.doi.org/10.31800/jtp.kw.v6n2.p156--176

Harianto, A., Suryati, & Khery, Y. (2017, Desember). Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android untuk Penumbuhan Literasi Sains Siswa pada Materi Reaksi Redoks dan Elektrokimia. Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia, V(2), 35-47. doi:http://ojs.ikipmataram.ac.id/index.php/hydrogen/index

Huda, I. A. (2020). Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Terhadap Kualitas Pembelajaran di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Konseling, II(1), 121-125.

Jannah, A. R., Rahadian, & Afkar, Z. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Asam Basa menggunakan Aplikasi Android Berbasis Chemistry Triangle Kelas XI SMA/MA. Jurnal Universitas Negeri Padang, 1-4.

Sardi, M. F., & Anistyasari, Y. (2020). Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Android dengan Pendekatan Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI). Jurnal IT-EDU, V(1), 389-397.

Sholihah, M., Yektyastusi, R., Prasetyo, Y. D., Sugiyarto, K. H., & Ikhsan, J. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android sebagai Suplemen Materi Asam Basa Berdasarkan Kurikulum 2013. Seminar Nasional Pendidikan Sains (pp. 457-467). Surakarta: Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS.

Sriadhi. (2019, July). Instrumen Penilaian Multimedia Pembelajaran. Research Gate, 1-14.

Stephanie, M. M., Slamet, R., & Purwanto, A. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual pada Materi Larutan Penyangga sebagai Media Pembelajaran SMA IPA Kelas XI. Jurnal Riset Pendidikan Kimia, I(1), 1-12. Retrieved Desember 5, 2019

Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M. I. (1974). Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. Washington DC: National Center for Improvement Educational System.

 


 

* Di upload atas izin dari penulis